Gambar Bandar Udara Internasional Jawa Barat Kertajati
Rute di peta, rute jalan
Rute mobil Gresik — Bandar Udara Internasional Juanda dibuat secara otomatis. Jalan di peta ditampilkan sebagai garis biru. Dengan memindahkan penanda, Anda dapat membuat rute baru melalui titik-titik yang Anda butuhkan.
Jika Anda memutuskan untuk melakukan perjalanan Gresik Bandar Udara Internasional Juanda dengan pesawat, maka anda harus terbang jauh — 28 km atau 17 mil. Itu ditandai di peta dengan garis abu-abu (antara dua titik dalam garis lurus).
Perkiraan waktu penerbangan Gresik Bandar Udara Internasional Juanda dengan pesawat dengan kecepatan jelajah 750 km / jam akan — 2 min.
Indonesia, Gresik — lalu lintas kiri. Indonesia, Bandar Udara Internasional Juanda — lalu lintas kiri.
Gresik dan Bandar Udara Internasional Juanda berada di zona waktu yang sama. Diantara mereka tidak ada perbedaan waktu (UTC +7 Asia/Jakarta).
Informasi tentang cara alternatif untuk sampai ke tujuan Anda.
Panjang jarak ini adalah tentang 0.1% total panjang khatulistiwa.
Hitung sendiri biaya perjalanan menggunakan kalkulator konsumsi bahan bakar, dengan mengubah data di tabel.
Konsumsi bahan bakar per 100 km:
Konsumsi bahan bakar per 100 mil:
Hitung biaya jarak lain dari titik awal — Gresik.
Bosnia and Herzegovina
Teritorial Britania di Samudra Hindia
Kepulauan Virgin Inggris
Amerika Serikat Minor Outlying Islands
Republik Demokratik Kongo
Kulit kambing yg halus
Sao Tome dan Principe
Svalbard dan Jan Mayen
Kepulauan Mariana Utara
Saint Pierre dan Miquelon
Saint Kitts dan Nevis
Kepulauan Turks dan Caicos
Wallis dan Futuna Islands
Republik Afrika Tengah
B Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta merupakan pintu gerbang ke berbagai negara/daerah maka bentuk bangunan terminal dapat memberikan ciri khas atau identitas atau karakter visual bagi kawasan bandar udara dan memberikan keindahan saat dilihat dari sisi udara dan sisi darat. Terminal penumpang merupakan bangunan yang dapat menampilkan karakter visual bandar udara. Karakter visual dapat dirasakan oleh setiap pengguna bandar udara yang terlihat pada fasad bangunan. Bangunan Terminal Penumpang Bandar Udara sebagai salah satu fasilitas pokok di bandar udara sangat kuat dalam membentuk karakter visual kawasan. Sedangkan fasilitas penunjang sisi darat lainnya yang mempunyai pengaruh kuat dalam pembetukan karakter visual adalah fasilitas di sekitar jalan akses dan fasilitas yang menunjang kegiatan operasional bandar udara secara langsung seperti Tower, bangunan perkantoran, bangunan komersial, dan lain sebagainya.Seiring dengan perkembangan bandar udara dengan penambahan terminal 3, revitalisasi terminal1 dan 2, stasiun kereta api, stasiun sky train (bangunan integrasi), fasilitas komersial dan fasilitas lainnya, maka berakibat pula pada perubahan bentuk dan massa bangunan, fasade bangunan, langgam, skala, material, tekstur dan warna pada bangunan terminal dan fasilitas yang lain. Perubahan yang tidak mengikuti konsep awal bandar udara, yaitu sebagai green airport dirasakan tidak memberikan karakter visual bangunan yang serasi, sesuai dan harmonisasi antara bangunan lama dengan bangunan baru. Hal ini yang mendorong penulis melakukan penelitian tentang kesesuaian karakter visual kawasan Bandar Udara menurut pengguna.Tujuan dilakukan penelitian ini adalah mengidentifikasi elemen-elemen bangunan eksisting yang membentuk karakter visual di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap karakter visual kawasan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dan mendiskripsikan karakter visual yang sesuai di bandar udara menurut persepsi pengguna. Metode penelitian yang digunakan adalah secara kuantitatif dan analitif kualitatif, untuk mendeskripsikan temuan yang ada dilokasi berupa elemen-elemen karakter visual bangunan eksisting, faktor-faktor yang mempengaruhi karakter visual Bandar udara serta karakter visual kawasan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta menurut persepsi pengguna.
S Soekarno-Hatta International Airport is a gateway to various countries / regions, the form of terminal buildings can provide characteristics or identity or visual character for the airport area and provide beauty when viewed from the air and land side. The passenger terminal is a building that can display the visual character of the airport. The visual character can be felt by any airport user seen on the facade of the building. The building of the Airport Passenger Terminal as one of the main facilities in the airport is very strong in shaping the visual character of the area. While other land-side supporting facilities that have a strong influence in the improvement of visual character are facilities around access roads and facilities that support direct airport operational activities such as Towers,office buildings, commercial buildings, and so on.Along with the development of the airport with the addition of terminals 3, revitalization of terminals 1 and 2, train stations, sky train stations (integration buildings), commercial facilities and other facilities, it also resulted in changes in the shape and mass of buildings, building facades, langgam, scale, materials, textures and colors in terminal buildings and other facilities. Changes that do not follow the initial concept of the airport, namely as a green airport is perceived not to provide a harmonious visual character of the building, according to and harmonization between the old building and the new building. This prompted the authors to conduct a study on the suitability of the visual character of the Airport area according to the user.The purpose of this research was to identify the elements of existing buildings that make up the visual character at Soekarno-Hatta International Airport, identify factors that affect the visual character of the Soekarno-Hatta International Airport area and describe the appropriate visual character in the airport according to user perception. The research method used is quantitative and analitif qualitative, to describe the findings in the form of existing visual character elements of existing buildings, factors that influence the visual character of the airport as well as the visual character of the Soekarno-Hatta International Airport area according to user perception.
Jarak antara Jepara, Jawa Tengah, Indonesia dan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani, Indonesia di jalan umum adalah — km atau mil. Jarak antara titik-titik dalam koordinat — 55 km atau 33 mil. Untuk mengatasi jarak ini dengan kecepatan kendaraan rata-rata 80 km / jam membutuhkan — 0.7 jam atau 41.3 menit.
Panjang jarak ini adalah tentang 0.1% total panjang khatulistiwa. Pesawat Airbus A380 akan terbang jarak di 0.1 jam, dan kereta 0.8 jam (Ada kereta berkecepatan tinggi).
Dimensi Terverifikasi950,00 m x 23,00 m
Dimensi Terbangun1.400,00 m x 30,00 m
KonstruksiAspal Hotmix
Daya Dukung15 F/C/Y/T
Dimensi Terverifikasi65,00 m x 15,00 m
Dimensi Terbangun65,00 m x 15,00 m
KonstruksiAspal Hotmix
Daya Dukung15 F/C/Y/T
Luas Area Terverifikasi2.400,00 m2
Luas Area Terbangun4.550,00 m2
Kapasitas PesawatATR 72-600 atau yg sejenis
KonstruksiAspal Hotmix
Daya Dukung15 F/C/Y/T
Luas Area Terverifikasi1.500,00 m2
Luas Area Terbangun1.500,00 m2
KonstruksiAspal Hotmix
Daya Dukung14 F/C/Y/T
Dimensi Terverifikasi80,00 m x 60,00 m
Dimensi Terbangun80,00 m x 60,00 m
Dimensi Terverifikasi180,00 m x 60,00 m
Dimensi Terbangun180,00 m x 60,00 m
KonstruksiTanah Padat
Dimensi Terverifikasi1.320,00 m x 80,00 m
Dimensi Terbangun1.320,00 m x 80,00 m
KonstruksiTanah Padat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bandar Udara Dewadaru (IATA: KWB, ICAO: WAHU) terletak di Kepulauan Karimunjawa, tepatnya di Pulau Kemujan, Kemujan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Bandar udara ini memiliki ukuran landasan pacu 1200 x 30 m.[2] Jarak dari pusat kota sekitar 22 km.
Bandar udara ini melayani penerbangan dari Semarang, dengan pesawat jenis ATR 72 yang dioperasikan oleh Wings Air. Waktu tempuh kurang lebih 30 menit.
Asal usul bandara ini berasal dari nama pohon yang hanya dapat dijumpai di Karimunjawa yaitu Dewadaru. Karena konon katanya siapa yang mengambil kayu Dewadaru maka kapalnya tenggelam dalam perjalanan meninggalkan Karimunjawa, walaupun mengambil kayu sebesar genggaman tangan.
Dengan landasan pacu Bandara Dewadaru yang hanya memiliki panjang 1.200 meter, pesawat terbesar yang boleh mendarat di bandara ini merupakan jenis ATR 72-600. Penerbangan dari Semarang yang menggunakan pesawat jenis ATR 72-600 ini dapat membawa hingga 72 penumpang. Namun, karena panjang landasan pacu Bandara Dewadaru yang terbatas, penerbangan pulang ke Semarang hanya dapat membawa sekitar 50 penumpang.
Bandara Dewadaru pernah melayani rute menuju Semarang dan Surabaya. Dahulu, hanya pesawat Cassa 212 yang bisa mendarat di Bandara Dewadaru. Setelah perpanjangan landasan pacu Bandara Dewadaru pada tahun 2014, bandara ini dapat dilalui pesawat ATR 72.
ABSTRAK. Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta merupakan pintu gerbang ke berbagai negara/daerah maka bentuk bangunan terminal penumpang dapat memberikan ciri khas atau identitas atau karakter visual bagi kawasan bandar udara dan memberikan keindahan saat dilihat dari sisi udara dan sisi darat. Terminal penumpang merupakan bangunan yang dapat menampilkan karakter visual bandar udara. Karakter visual dapat dirasakan oleh setiap pengguna bandar udara yang terlihat pada fasad bangunan. Fasad pada Terminal Penumpang bandar udara memiliki peranan penting dalam mempresentasikan dan memudahkan masyarakat untuk mengenal Bandar Udara sebagai ciri khas kawasan , sehingga fasad terminal penumpang perlu dikaji elemen-elemennya yang dapat menampilkan karakter bangunannya. Penulisan ini bertujuan mengidentifikasi elemen fasad pada bangunan terminal 1, terminal 2 dan terminal 3. Metode yang digunakan pada penulisan ini adalah metode kualitatif dengan mendeskripsikan karakter fasad bangunan terminal penumpang. Dari hasil analisis maka didapatkan karakter fasad bangunan terminal penumpang Bandar Udara Internasional Sooekarno-Hatta berupa atap, pintu, jendela dan ornament.
Kata kunci : fasad, terminal penumpang, bandar udara
ABSTRACT. Soekarno-Hatta International Airport is the gateway to various countries/regions, so the passenger terminal building's shape can provide characteristics or identities or visual character for the airport area and provide beauty when viewed from the airside and the side of the ground. The passenger terminal is a building that can display the visual character of the airport. The visual character can be felt by every airport user seen on the façade of the building. The facade of the airport Passenger Terminal has an essential role in presenting and making it easier for the public to know the airport as a characteristic of the area. The façade of the passenger terminal needs to be reviewed; its elements that can display the character of the building. This writing aims to identify the facade elements in terminal 1, terminal 2, and terminal 3. The method used in this paper is a qualitative method by describing the character of the façade of the passenger terminal building. From the results of the analysis, it is found that the character of the facade of the passenger terminal of Soekarno-Hatta International Airport in the form of roofs, doors, windows, and ornaments.
Keywords: façade, passenger terminal, the airport
Dimensi Terverifikasi900,00 m x 25,00 m
Dimensi Terbangun900,00 m x 25,00 m
KonstruksiAspal Hotmix
Dimensi Terverifikasi60,00 m x 25,00 m
Dimensi Terbangun60,00 m x 25,00 m
KonstruksiTidak Terdefinisi
Dimensi Terverifikasi1.020,00 m x 80,00 m
Dimensi Terbangun1.020,00 m x 80,00 m
KonstruksiTidak Terdefinisi
tirto.id - Pakaian adat Jawa Barat ada beberapa macam, baik untuk perempuan maupun laki-laki. Masing-masing dari pakaian adat Jawa Barat itu memiliki keunikan dan nama khusus.
Sejumlah nama pakaian adat Jawa Barat misalnya adalah kebaya Sunda, baju bedahan, pangsi, jas buka parangwedana, baju menak, pakaian mojang jaka, dan lain sebagainya.
Ada juga pelengkap baju adat Jawa Barat berbentuk kain dan sabuk, seperti karembong, beubeur, dan kain kebat batik lereng prada. Di luar yang sudah disebutkan, masih banyak lagi nama pakaian adat Jawa Barat lainnya.
Setiap jenis memiliki keunikan dan ciri khas yang dipengaruhi oleh budaya Sunda, Betawi, hingga Cirebon. Namun, baju adat Sunda lebih banyak variannya.
Terkait apa keunikan dari pakaian adat Jawa Barat, secara umum dapat dilihat dari detail desain, ornamen, warna, hingga fungsi pemakaiannya.
Keunikan pakaian adat Jawa Barat tampak pula di ornamen, motif, dan desainnya, yang mengandung makna filosofis atau sekadar penggambaran keindahan alam.
Jas Buka Prangwedana
Jas buka prangwedana adalah pakaian adat Jawa Barat untuk
. Penggunaan jas buka prangwedana ini melambangkan kewibawaan laki-laki.
Jika dilihat sekilas, bentuk jas buka prangwedana mirip seperti pakaian pengantin Jawa, yakni jawi jangkep. Namun, keduanya merupakan pakaian adat yang berbeda.
Tidak seperti jawi jangkep, jas buka prangwedana memiliki potongan bawah yang lebih panjang. Beberapa jenis jas buka prangwedana bahkan menjutai hingga pangkal paha.
Keunikan jas buka prangwedana terlihat dari ornamen yang terdapat di sekeliling bukaan dan bagian tangan. Ornamen tersebut disulam menggunakan benang emas yang kontras dengan warna jas.
Jas buka prangwedana umumnya berwarna gelap, seperti hitam, biru dongker, dan merah marun. Belakangan, jas buka prangwedana juga dibuat dengan kelir cerah, seperti putih gading dan krem.
Baju Menak adalah baju yang
di Jawa Barat. Keunikan Baju Menak tampak dari desain mewah dan bahannya yang berasal dari beludru hitam.
Baju Menak untuk laki-laki berupa jas dilengkapi kain batik rereng parang dan penutup kepala. Jas menak berkerah serta dihiasi sulaman-sulaman benang emas di bagian depan dan ujung lengan.
Sementara itu, Baju Menak untuk perempuan berupa kebaya menak. Sama seperti pria, baju menak wanita juga dibuat dari kain beludru hitam dan dihiasi sulaman benang emas serta manik-manik.
Bagian bawah baju menak untuk perempuan juga dilengkapi kain batik panjang bermotif rereng parang. Selain itu, terdapat juga berbagai aksesori mulai dari tutup kepala, sabuk emas, manik-manik, dan hiasan lain dari emas atau berlian.
Mojang jajaka adalah pakaian adat Jawa Barat untuk laki-laki dan perempuan yang belum menikah. Mojang jajaka untuk laki-laki berupa jas, sedangkan bagi wanita dalam bentuk kebaya.
Namun, berbeda dengan jas maupun kebaya pernikahan, pakaian mojang jajaka memiliki desain jauh lebih sederhana. Alih-alih dihiasi banyak motif dan sulaman, mojang jajaka hadir dengan kain yang lebih polos tanpa motif atau sedikit motif.
Pakaian mojang jajaka untuk pria maupun wanita biasanya dipakai dengan kain batik dan bros sederhana. Berikut foto yang menunjukkan gambar mojang jajaka:
Para Jajaka dan Mojang (bujang-gadis) Kota Bogor saat bertugas pada Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kota Bogor memperingati Hari Jadi Ke-535 Kota Bogor 3 Juni Tahun 2017. (ANTARA FOTO/M.Tohamaksun).
Karembong adalah kain khusus yang dikenakan masyarakat Jawa Barat untuk melengkapi pakaian adat. Mengutip laman Kebudayaan Kemdikbud, karembong adalah kain selendang yang wajib dimiliki kaum wanita Baduy.
Namun, karembong hanya dikenakan oleh wanita yang sudah remaja dan telah beranjak dewasa. Fungsi karembong adalah menutupi bagian dada sampai pinggang.
Karembong biasa dikenakan sehari-hari atau saat upacara adat. Cara menggunakan kain karembong adalah dililitkan sebanyak dua kali putaran di bagian dada. Kemudian, kedua ujung karembong yang tersisa diikat kencang agar tidak mudah lepas. Saat dikenakan di upacara adat, ikat tersebut biasanya dihiasi dengan aksesori menjuntai.
Berikut foto yang menunjukkan gambar karembong:
Karembong. FOTO/kebudayaan.kemdikbud.go.id/
Bendo adalah pakaian adat Jawa Barat untuk laki-laki yang berupa penutup kepala. Jika dilihat sekilas, bentuk Bendo mirip
. Namun bendo tidak memiliki cepol dan pemakaiannya pun dengan cara diikat.
Bendo biasanya dibuat dari kain batik dengan berbagai motif. Namun, ada juga bendo yang didesain khusus memiliki motif kombinasi batik dan lainnya.
Bendo biasanya dikenakan pada acara-acara besar, seperti pernikahan atau upacara adat. Bendo sering kali dipakai bersama jas buka prangwedana dan baju bedahan.
Beubeur adalah pakaian adat Jawa Barat untuk perempuan yang berupa ikat pinggang. Ia dibuat dari kain kebat atau kain tenun.
Bebeur biasa dikenakan saat acara-acara besar seperti pernikahan dan dikombinasikan dengan kebaya. Fungsi beubeur sebagai aksesori yang menunjang penampilan wanita.
Pakaian Adat Jawa Barat dan Keunikannya
10 Pakaian Adat Jawa Barat dan Keunikannya
Berikut ini daftar 10 nama pakaian adat Jawa Barat dan penjelasan keunikannya beserta gambar:
Kebaya Sunda atau kabaya adalah pakaian adat Jawa Barat untuk perempuan. Dari segi bentuk, kebaya Sunda memang sekilas memiliki bentuk mirip Kebaya Jawa.
Namun, keunikanKebaya Sunda terdapat pada bentuk kerahnya yang berupa setengah lingkaran seperti huruf U. Sementara itu, kerah di Kebaya Sunda umumnya berbentuk segitiga atau mirip huruf V (v-neck).
Perbedaan lainnya, Kebaya Sunda biasanya memiliki ukuran yang lebih panjang dibanding Kebaya Jawa. Berikut foto yang menunjukkan gambar Kebaya Sunda:
Model memperagakan busana kebaya pada acara Pasanggiri Anggon Kebaya Sunda Sinjang Batik Tasikan di Trans Mart, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (25/10/2022). Lomba fashion show kebaya dengan perpaduan bordir dan kain batik itu, diikuti 46 peserta se-Kota Tasikmalaya tersebut dalam rangka meningkatkan minat berpakaian kebaya dan batik. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/agr
Baju Bedahan adalah pakaian adat Sunda yang biasa dipakai kalangan menengah ke atas. Pada masa kolonial, Baju Bedahan menjadi pakaian resmi pegawai negeri Hindia Belanda.
Dornelia Jane Benny, dkk. dalam Pakaian Tradisional Daerah Jawa Barat (1988) menyebut bahwa pada masa lalu baju bedahan hanya tersedia dalam warna putih.
Baju Bedahan termasuk pakaian adat Jawa Barat untuk laki-laki. Bentuknya mirip dengan beskap di Jawa, tetapi tampilannya polos dan berwarna cerah.
Bagian tengah baju bedahan dihiasi kancing-kancing bulat berwarna emas atau perak. Umumnya, masyarakat Jawa Barat mengenakan baju bedahan dengan kain batik, tutup kepala, dan selop.
Baju pangsi adalah pakaian adat Jawa Barat untuk laki-laki.
ini tidak hanya dikenakan oleh masyarakat Sunda, tetapi juga warga Suku Betawi dan Baduy.
Dikutip dari laman Pemerintah Kota Bogor, baju pangsi disebut sebagai baju kampret oleh masyarakat Baduy. Pakaian adat ini biasanya dikenakan oleh masyarakat biasa.
Bentuk baju pangsi berupa setelan kemeja dan celana longgar. Baju pangsi khas Sunda dan Betawi cenderung memiliki warna yang lebih beragam daripada baju kampret.
Baju pangsi umumnya bisa berwarna hitam, merah, biru, hijau, atau putih. Adapun baju kampret biasanya berwarna hitam gelap.
Berikut foto yang menunjukkan gambar baju pangsi:
Ilustrasi. Pengunjung mengenakan Pangsi yang merupakan pakaian khas masyarakat Sunda pada acara Bandung Lautan Pangsi di Balaikota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (15/4). ANTARA FOTO/Agus Bebeng.
Jarak antara Bandar Udara Internasional Juanda, Indonesia dan Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Indonesia di jalan umum adalah — km atau mil. Jarak antara titik-titik dalam koordinat — 34 km atau 20.4 mil. Untuk mengatasi jarak ini dengan kecepatan kendaraan rata-rata 80 km / jam membutuhkan — 0.4 jam atau 25.5 menit.
Panjang jarak ini adalah tentang 0.1% total panjang khatulistiwa. Pesawat Airbus A380 akan terbang jarak di 0.0 jam, dan kereta 0.5 jam (Ada kereta berkecepatan tinggi).
Gresik — Bandar Udara Internasional Juanda jarak
Kain Batik Kebat Lereng Eneng Prada
Kain batik kebat lereng eneng prada adalah kain batik istimewa yang biasanya dikenakan para pengantin Jawa Barat. Kain batik ini memiliki motif geometris yang unik mirip seperti batik sidomukti. Kain batik kebat lereng eneng prada biasanya dikenakan bersama kebaya dan jas oleh pasangan pengantin.
Motif kain batik kebat lereng eneng prada memiliki makna harapan agar kedua mempelai bisa membangun rumah tangga dengan baik.
Dahulu, kain batik kebat lereng eneng prada hanya tersedia dalam warna yang terbatas, yaitu coklat, hitam putih, atau warna gelap lainnya. Kini, kain batik kebat lereng eneng prada sudah diproduksi dengan warna lebih beragam, seperti krem, pastel, dan merah.
Berikut foto yang memperlihatkan gambar kain batik kebat lereng eneng prada:
Kain batik kebat lereng eneng prada
Aksesoris Pakaian Adat Jawa Barat
Ada banyak jenis aksesoris pakaian adat Jawa Barat. Di antara contohnya adalah Kelom Geulis dan Siger Sunda.
Kelom Geulis adalah aksesoris berupa sandal dari kayu. Adapun Siger Sunda merupakan hiasan kepala mirip mahkota untuk pengantin perempuan.
Berikut ini penjelasan keunikan Siger Sunda dan Kelom Geulis beserta gambarnya:
Siger Sunda adalah hiasan untuk kepala perempuan berbentuk seperti mahkota. Biasanya ia dikenakan pengantin perempuan dalam upacara pernikahan adat Sunda.
Amelia Prihanto dan Novi Arimuko dalam Sang Puteri Inspirasi Modern Pengantin Jawa dan Madura (2015) menjelaskan Siger awalnya hanya digunakan oleh bangsawan.
Namun, saat ini Siger Sunda sudah biasa dikenakan semua kalangan, khususnya saat acara pernikahan adat Sunda.
Keunikan Siger Sunda berasal dari bahan pembuatannya. Berbeda dengan siger Lampung yang dibuat dari emas, Siger Sunda terbuat dari logam putih.
Ukiran-ukiran yang menghiasai Siger Sunda biasanya mengadaptasi motif tumbuhan atau alam. Penggunaan Siger Sunda pada pengantin wanita melambangkan kebijaksanaan dan kehormatan.
Berikut foto yang menunjukkan gambar Siger Sunda:
Pasangan selebritas Ali Syakieb dan Margin Wieheerm usai melangsungkan akad nikah di Gedong Putih, Bandung, Sabtu (6/2/2021). Instagram Story/ @nsyakieb85
Mengutip laman Kebudayaan Kemdikbud, istilah kelom geulis berasal dari bahasa Belanda 'kelompen'. Jika diterjemahkan, kelompen artinya sandal kayu.
Sesuai namanya, kelom geulis berupa sandal kayu yang diberi sabuk pengikat. Keunikan kelom geulis terlihat dari motifnya yang berupa bunga atau tumbuh-tumbuhan. Pada saat dikenakan, kolom geulis bisa menghasilkan bunyi ketukan yang ritmis.
Berikut foto yang memperlihatkan gambar Kelom Geulis:
Pekerja menyelesaikan produksi sandal ciri khas Kota Tasikmalaya Kelom Geulis di rumah produksinya , di Kota Tasikmalaya, Jabar, Kamis (27/6). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Nama-nama Pakaian Adat Jawa Barat
Setidaknya ada belasan nama pakaian adat Jawa Barat yang diakui saat ini. Pakaian adat itu berupa baju atasan dan bawahan, kain, hiasan kepala, kain, dan alas kaki.
Berikut daftar nama pakaian adat Jawa Barat yang dikenakan dari kepala hingga kaki:
Menurut R. Toto Sugiarto, dkk. dalam Ensiklopedi Pakaian Nusantara: D. K. I. Jakarta hingga Kalimantan Tengah (2021), sesuai tradisi di masa lalu, beragam jenis pakaian adat Jawa Barat dapat dibedakan berdasarkan tiga tingkat status sosial pemakainya.
Level paling bawah adalah pakaian untuk rakyat biasa. Pakaian adat untuk rakyat biasa ini memiliki desain yang sederhana. Biasanya berupa baju motif polos dan atasan.
Selain itu, rakyat biasa di Jawa Barat juga mengenakan ikat kepala dari kain atau tutup kepala dari anyaman bambu bernama dudukuy. Di Jawa Tengah, Yogya, dan Jawa Timur, aksesoris semacam dudukuy juga dikenal dengan nama caping.
Kemudian, ada pakaian adat Jawa Barat untuk kaum menengah ke atas. Salah satu nama pakaian adat Jawa Barat kategori ini, baju bedahan. Bentuk pakaiannya lebih rapi, formal, dan dilengkapi beberapa aksesori, termasuk arloji saku.
Terakhir, pakaian untuk kaum bangsawan yang biasanya terbuat dari bahan mahal, serta dilengkapi beragam motif dan aksesori khusus. Contoh nama pakaian adat di Jawa Barat untuk kaum bangsawan ialah baju menak.