Kaskus Fufufafa Kenapa
OKI NEWS,- Dalam kurun beberapa waktu belakangan ini, tengah viral di media sosial tentang akun Kaskus "Fufufafa" yang ternyata sering menguliti kehidupan pribadi Prabowo Subianto dan keluarga.
Tidak hanya tulisan yang menyerang presiden terpilih Prabowo Subianto, namun juga sejumlah publik figur lainnya hingga menyorot perhatian publik.
Bahkan, warganet pun dibuat penasaran siapa sebenarnya sosok dibalik pemilik akun kaskus Fufufafa yang menyerang pribadi Prabowo Subianto sejak tahun 2014 silam.
Dilansir dari berbagai sumber informasi, Jumat 13 September 2024 warganet pun mulai menerka-nerka hingga beredar rumor akun kaskus Fufufafa adalah milik Gibran Rakabuming wakil presiden terpilih RI.
BACA JUGA:Kemasi Barang Mundur Dari Wali Kota Solo, Wapres Terpilih Gibran Terciduk Koleksi Mainan Mahal
BACA JUGA:Kembali Berulah, Selebgram Alnaura DPO Kejaksaan Dikecam Kasus Ujaran Kebencian dan Fitnah
Meski belum bisa memastikan kebenarannya mengenai akun X Fufufafa adalah milik putra sulung Presiden Jokowi, warganet rupanya telah ramai mengunggah bukti jika akun tersebut adalah milik Gibran Rakabuming.
Seperti dibeberkan oleh akun X @kafiradikalis yang mengungkap bahwa akun Kaskus Fufufafa itu milik Gibran yang dibuktikan dengan unggahan tangkapan layar.
Tangkapan layar itu, berupa adanya unggahan dari akun Kaskus @Taufik300380 yang kemudian ditanggapi oleh akun Kaskus Fufufafa.
Berikut isi tangkapan layar tanggapan akun Kaskus Fufufafa yang diunggah akun X @kafiradikalis:
"PNASTAK TEKENTUT - KENTUT "CUCI UANG SISTEMATIS" JOKOWI SEMBUNYIKAN ANAK PERTAMA NYA
Andi Arief: Jokowi 'Sembunyikan' Anak Pertamanya," Tulis akun Kaskus dengan username @Taufik300380.
Media sosial dihebohkan oleh keberadaan akun Kaskus 'Fufufafa' yang dikait-kaitkan dengan wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka. Gibran pun buka suara soal akun Fufufafa itu.
"Ya tanya yang punya akun," kata Gibran saat ditanya soal akun Fufufafa di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, dilansir detikJateng, Selasa (10/9/2024).
Sebelumnya, ramai di media sosial khususnya di X membagikan sejumlah unggahan akun Kaskus 'Fufufafa'. Akun tersebut kerap berkomentar negatif terkait Prabowo Subianto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komentar negatif itu kerap dibuat akun Fufufafa pada 2014-2019. Sepanjang waktu itu, Prabowo merupakan rival Jokowi dalam Pilpres 2014 dan 2019.
Sejumlah netizen menduga akun tersebut milik Gibran Rakabuming. Mereka mencocokkan media sosial yang tertera di Kaskus tersebut dengan cuitan Kaesang Pangarep.
Adapun akun yang tertera di Kaskus tersebut di antaranya: "Prime ID: Raka Gnarly (lupa password, gak bisa log in). Nama: Raka. Twitter: @rkgbrn".
Di cuitan lain, ada netizen yang mencocokkan kalau akun Twitter yang tertera itu pernah disebut akun Twitter milik Kaesang Pangarep. "Selamat ultah ibuk sama mas @rkgbrn," bunyi cuitan Kaesang pada 2011 yang ditemukan netizen.
Baca selengkapnya di sini.
Lihat juga Video: Gibran Dampingi Ahmad Luthfi-Yasin ke KPU, Pengamat: Secara Etika Nggak Bagus
[Gambas:Video 20detik]
Spoiler for Pemain Inggris Termahal:
From Liverpool to Manchester City 49jt Poundsterling tahun 2015
From Southampton to Manchester United 32jt Poundsterling tahun 32jt Poundsterling tahun 2014
From Southampton to Liverpool 25jt Poundsterling tahun 2014
Agan2/Aganwati bisa melihat dari keterangan diataas, sebenarnya kenapa sih, Pemain-pemain Inggris dihargai mahal oleh klub Inggris lain. Sangat mengejutkan bahwa meskipun kegagalan mereka yang konsisten, para pemain Inggris terus menjadi over-priced pada setiap bursa transfer. Cukup membingungkan melihat fakta bahwa pemain di atas memiliki celah besar dalam kisaran harga. Ini adalah pemain Inggris (yang katanya) berpengalaman di liga tertinggi di dunia, sementara bisa dibandingkan dengan Toni Kross menjadi juara dunia bersama German di 2014 tapi dibeli Real Madrid 24jt Poundsterling. Lantas Mengapa pemain Inggris mahal? Apakah mereka lebih berbakat? Atau itu hanya karena mereka bisa berbahasa Inggris? Terus terang, jawaban sederhananya adalah tidak. Kami melihat pemain Jerman atau Spanyol misalnya, akan memberikan banyak pilihan dengan biaya yang cenderung lebih murah. Jika mau membandingkan lagi, kita bisa melihat performa atau prestasi klub diluar liga inggris di kancah Eropa atau International.
Spoiler for Media Effect:
Digadang-gadang The Next Ronaldonya Inggris
Alasan yang pertama dan paling jelas adalah Media. Dari jaman media itu nongol ampe sekarang itu media mengobral beberapa pemain muda ingusan bau kencur yang digadang-gadangkan bakal menjadi “pemain masa depan Inggris”. Ini lebih parah sebenarnya daripada “The Next Maradona” atau “The Next Pele”, karena mereka kadang beban muncul dan klo pada ga sesuai ekspetasi langsung tenggelam secara cepat deh. Seberapa sering kita melihat ini terjadi dalam beberapa tahun terakhir? Ada juga tekanan besar pada pemain… akibat dari media, yang dapat mempengaruhi performa pemain tersebut. Andrew Carroll tenggelam dengan label harganya yang mahal, begitupun dengan Francis Jeffers, David Bentley, Jermaine Jenas, Wilfried Zaha (di Manchester United), Anton Ferdinand, Richard Wright, dan banyak lagi deh pemain lainnya.
Spoiler for Pemain Inggris lebih memilih untuk bermain di Inggris:
Ada banyak opini tentang pengaruh pemain asing di sepakbola Inggris. Ini adalah opini yang benar. Sergio Aguero adalah top skor, begitupun Diego Costa, Francesc Fabregas, David De Gea, Thiabaut Courtois, dan lain-lain. Tapi apa yang kebanyakan orang tidak menyadari adalah bahwa, selama lebih dari satu dekade sangara Inggris telah terdiri dari terutama pemain yang bermain di Liga Primer. Satu pengecualian adalah Owen Hargreaves, yang sempat bercokol di Bundesliga Jerman sebelum bergabung dengan Manchester United. Bahkan saat ini, seluruh pemain di sangara Inggris terdiri dari pemain di Liga Primer. Hal ini kontras dengan pemain dari negara lain, bahkan Italia yang sudah mulai memanggil beberapa pemain dari luar Serie A Italia. Di Liga Inggris, kita melihat pengaruh yang semakin meningkat dari Spanyol, Jerman, Perancis, dan sekarang Belgia. Mereka datang dan “menjajah” Liga Inggris untuk menyingkirkan para pemain Inggris. Hal ini telah terjadi selama bertahun-tahun dan karena financial dan pengen instant sulit hal ini ditiadakan karena ga akan menarik lagi EPL. Karena hal macam kaya gitu bikin pemain Inggris menjadi sangat mahal, karena salah satunya kesebelasan tidak mau menjual pemain Inggris mereka untuk tim saingan mereka dengan harga murah. Bahkan untuk kesebelasan Championship, League One, maupun League Two sekalipun. Sehingga harga pemain Inggris pun semakin naik.
Spoiler for Kesebelasan Inggris lebih kaya:
Menurut laporan terbaru, kesebelasan Inggris rata-rata lebih kaya daripada kesebelasan di liga lainnya. Karena popularitas yang luas, peringkat hak siar televisi, dan biaya pemasukan, hal ini yang membuat kondisi finansial kesebelasan Inggris lebih kuat. Semakin kuat kondisi finansial sebuah kesebelasan, akan membuat mereka tak segan mengeluarkan lebih banyak uang. Misalnya saja, ketika kesebelasan seperti Chelsea atau Manchester City datang menanyakan harga pemain, hanya orang bodoh yang akan meminta sedikit uang. Reputasi terus naik, dan uang adalah segalanya.
Spoiler for Aturan homegrown:
Dengan aturan homegrown yang berlaku, permintaan untuk pemain Inggris telah meningkat jauh. Dengan maksimal 25 pemain yang memenuhi syarat dalam skuat dan 8 dari mereka harus homegrown, permintaan untuk pemain tersebut telah meningkat. Sebagai lawan belanja besar untuk mendatangkan bintang top dari luar negeri, kesebelasan sekarang harus mencari bakat Inggris untuk mengisi daftar pemain mereka, meskipun tak harus bermain di susunan sebelas pemain utama. Apapun alasannya, faktanya adalah bahwa pemain Inggris memang lebih mahal daripada pemain-pemain asing. Kemudian dengan aturan homegrown, maka tren ini akan terus berlanjut.
Spoiler for Panic Buying:
From Newcastle United to Liverpool 35jt Poundsterling pada akhir januari 2011
Banyak yang sudah kita pelajari dari kapitalisme Liga Primer Inggris di dunia. Liga bertabur bintang dan uang ini sudah menjadi duri di dalam daging bagi sepakbola Inggris sendiri. Beberapa kebijakan baru memang semakin dikembangkan, misalnya saja akibat dari performa memukau permata baru Inggris, Harry Kane. Pada jendela transfer nanti, kita jangan heran jika beberapa pemain Inggris masih memiliki harga yang tinggi. Kita juga jangan kesal jika ketika kita bermain permainan video Football Manager, EA Sports FIFA, atau Pro Evolution Soccer, kita kesulitan finansial untuk membeli pemain-pemain Inggris. Contoh dari dampak terbaru ada pada Manchester City yang kehilangan James Milner, Micah Richards, Frank Lampard, dan (bisa jadi) Scott Sinclair, sehingga sekarang mereka kelabakan untuk mencari pemain asal Inggris yang bisa diandalkan. Percaya maupun tidak percaya kepada gosip transfer, itu lah kenapa pada transfer kemarin klub-klub banyak jor-joran ingin membeli Raheem Sterling, Jack Wilshere, Ross Barkley, John Stones, atau Patrick Roberts dengan harga yang tinggi.
Sumur selain dari TS, mbaah Google, om Wikiie juga banyak dari
"Kesempurnaan Hanya Milik Pembaca, Kekurangan Hanya Milik Sang TS Yang Memberikan Info Keliru"
Agan yakin ingin berhenti mengabaikan slot.gacor?
Agan yakin ingin berhenti mengabaikan marzranger?
Agan yakin ingin berhenti mengabaikan receh8866018?
0%0% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat
0%0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat